Swap point  

Pagi-pagi sambil ngupi di kantin ngobrol ama temen yg di tresury
retail. Nge bahas swap point. Katanya swap point bs ngeliat kondisi
market apakah sedang butuh uang kagak, krn mpk selisih dr trx 1 n 2.

sebenernya swap itu sendiri trx yg bertujuan mengelola risiko scr
langsung meski tetep ada ongkosnya.

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Baca selanjutnya...

Risk profile CLN  

Lagi puyeng mikirin gimana neh baeknya bikin risk profile cabang luar
negeri...ke sana blom pernah, cuma bs bayangin aja heheheheh

tp menurutku risiko likuditas, kredit, operasional, legal, compliance
cukup besar tuh kliatannya. cln tuh naturnya kan ngelola dana n kredit
biasa, smtr valas udah di square ama treasury. Bener gak ya? Mbuhhhh
ahhh :)

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Baca selanjutnya...

Nongkrong di Phoenam  

Sore ini aku nongkrong di kafe kesayangan Phoenam di daerah Sabang
jakpus. Rame bgt suasananya n hirukpikuk. i like it!

tapi ada bbrp hal yg menarik di kafe ini. Di ruang atas sering dipake
maen band underground yg penontonnya heboh itu. Suara gerudukan sering
bgt kedengar dr atas n semoga kagak kacau.

aku pikir bisnis kafe ini tdk bs kabur dr lokasi underground ini. Si
pemilik aja yg proaktif ngunci wc yg emang di luar, akrab ama pengurus
band n tanggap kalo ada ribut. Namanya jg bisnis ya hrs jago ngelola
risiko ya to

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Baca selanjutnya...

Nyoba mobile blogger  

Setelah sekian lama gak update blog akhirnya mau nyobain nge blog pake
hp. Semoga sukses n berlanjut ya

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Baca selanjutnya...

Subscribe  

Subscribe

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Baca selanjutnya...

Ramalan Mama Lauren  

Sebagai seorang peramal Mama Lauren sudah tidak asing lagi di telinga kita. Masih jelas dalam ingatan bahwa beliau meramalkan akan terjadi kecelakaan di Dufan dan Ancol. Kabar ramalan itu menyebar dengan cepat bagaikan virus melalui SMS. Saya percaya gak percaya tentang hal itu, namun kecelakaan di arena bermain Wonderia kemarin minggu cukup 'menggoncangkan iman' saya untuk mulai mempertimbangkan ramalan Mama Lauren tersebut. Kenapa?

Ketika lagi browsing di Detik.com mata kembali terbelalak karena sang gubernur Jawa Timur mulai mempertimbangkan ramalan Mama Lauren bahwa dalam 5 bulan kawasan Porong dan sekitarnya akan amblas (sumber). Wah masak gubernur percaya hal-hal yang berbau takhayul, pikir saya. Mungkin pemerintah ingin menyusun rencana seandainya ramalan tersebut benar sehingga korban dapat dikurangi.

Hingga bulan November (lebih dari 5 bulan) ini kawasan Porong memang belum amblas sebagaimana ramalan Mama Lauren, tapi memang erupsi lumpur masih tetap banyak dan masif sehingga beberapa tanggul bobol. Pemerintah Jawa Timur dipaksa bekerja keras untuk menjembantani perekonomian yang terputus oleh luapan lumpur itu.

Nah sebenarnya hal ramal meramal bukan monopoli kaum yang memiliki kekuatan supranatural saja seperti Mama Lauren, Ki Joko Bodo atau Permadi SH saja. Para praktisi ekonomi seperti Ferry Latuhihin, Paulus Nuswandono, Martin Panggabean atau Menteri Keuangan pun tidak terlepas dari kegiatan ini. Bedanya mereka menggunakan data historical, asumsi dan berbagai tools statistik sebagai pengganti keras dan menyan dalam meramal.

Ramalan atau lebih tepatnya prediksi ekonomi memang bukan bersifat eksak yang serba pasti terjadi. Hal ini sebenarnya berbau art karena melibatkan asumsi-asumsi dan model perhitungan matematis yang berbeda-beda. Oleh karena itu dalam Bloomberg sebagai salah satu media informasi keuangan yang disegani biasanya melakukan jajak pendapat mengenai prediksi faktor-faktor ekonomi yang berpengaruh seperti inflasi, suku bunga, atau kapitalisasi pasar modal. Diharapkan rangkuman dari jajak pendapat itu dapat memberikan insight bagi user mengenai view ke depan.

Sebagai pelaku ekonomi baik pemilik usaha atau karyawan penting untuk mengetahui prediksi ekonomi ke depan sehingga memiliki view yang tepat dalam mengambil keputusan bisnis. Apakah harus melakukan perhitungan forecasting sendiri dengan sederet rumus rumit atau menggunakan hasil orang lain? Menurut saya yang penting adalah manfaat dengan bisnis yang sedang ditekuni dan kemampuan analitik yang dimiliki. Toh semuanya tidak ada yang benar 100% di dunia ini.

Dengan memiliki prediksi kondisi ekonomi ke depan maka kita dapat menyusun berbagai skenario bisnis yang sekiranya mungkin terjadi sehingga reaksi perusahaan kita ketika menghadapi kondisi ekonomi yang terjadi dapat lebih cepat dan terukur. Stress testing terhadap kondisi finansial penting juga untuk mengetahui seberara tangguh perusahaan ketika nanti dihadapkan dengan problem ekonomi sesungguhnya.

Jadi Mama Lauren atau Ki Joko Bodo dibalik ramalannya yang terkadang bikin begidik itu, sedang memperingatkan kita semua agar menyusun skenario antisipatif terhadap risiko kejadian ekstrem. Tidak ada salahnya pola pikir selalu antisipatif kita terapkan dalam hidup sehari-hari.

Baca selanjutnya...

Jalan Busway, Jalan Umpatan!  

Pagi ini saya kembali melewati jalan Thamrin dan Sudirman menuju tempat kerja di daerah SCBD. Setelah saya amati jalur busway di jalan protokol utama ini saya terbelalak. Wowwww! Jakarta sebagai ibukota negara yang memiliki penduduk terbesar memiliki jalur busway yang membuat negara lain punya bahan untuk ngeledek habis-habisan! Kenapa saya katakan seperti itu?

Coba perhatikan lebih teliti lajur Thamrin-Sudirman. Pasti Anda akan menemui banyak sekali tambal sulam antara beton dan aspal. Suatu daerah jalan beton cukup panjang kemudian ada jalan aspal, tapi kemudian aspal lagi. Menurut saya sangat tidak rapi dan tidak profesional. Terlebih lagi di sepanjang jalan beton itu pinggirnya tidak rapi seperti sobekan kertas dan tidak ada cat list-nya. Saya senyum-senyum sendiri tapi dalam hati kecewa berat atas kondisi ini.

Sebaliknya dengan kondisi jalanan di Singapura. Bulan Oktober lalu saya mendapat kesempatan training di Singapura dan sempat muter-muter kota yang sangat nyaman itu. Semua jalan utama di Singapura sangat bersih dan dalam kondisi terawat. Marka jalan dan rambu-rambu sangat jelas dengan petugas polisi yang terkenal tegas dalam menjalankan aturan.

Di sisi kiri jalan juga terdapat jalur bis kota yang fungsinya tidak jauh berbeda dengan busway. Bis kota itu berukuran sangat besar dan beberapa malah tingkat melawati jalur yang telah ditentukan, sehingga bobot tekanan ke satu aspal jalan sebalah pinggir sangat besar. Dengan kondisi itu tidak terlihat aspal yang 'meleyot' atau compang-camping tambalan.

Sungguh saya ngiri melihat kondisi lalu lintas yang oke banget dan tertib. Saya kemudian berpikiran kenapa pemerintah kita tidak bisa melalukan yang sama? Saya malah menjadi menduga-duga bahwa ini 'mungkin' terkait dengan 'mentalitas proyek' yang dimiliki oeh pemerintah khususnya Departemen Perhubungan. Akhir tahun maka untuk menghabiskan anggaran justru harus ngebongkar jalan yang sebenarnya tidak perlu. Sadisnya perbaikan ini bersifat tanggung sehingga memungkinkan tahun depan untuk dibongkar lagi.

Nah, mentalitas proyek ini yang menyebab kritikan demi kritikan terlempar ke pemerintah. Dapat dibayangkan apabila dalam menjalankan suaru perusahaan dengan mental proyek. Pekerjaan diselesaikan bukan beroritentasi untuk memberikan jasa/produk yang terbaik tetapi sekedar memenuhi key performance individu (KPI) dan tidak tuntas.

Apabila kultur kerja yang buruk terus dibiarkan maka dalam jangka panjang perusahaan akan ditinggalkan konsumennya yang kecewa atas pola kerja semacam itu. Merubah kultur kerja yang telah mengakar cukup lama akan memakan biaya yang cukup besar dan terdapat resistensi yang besar dari karyawan atau bahkan pejabat bakalan terpotong 'proyeknya'. Untuk skala radikal bahkan perlu dilakukan PHK kepada banyak karyawan yang sulit berubah dengan kultur kerja baru.

Ibarat dinosaurus yang jaman purbakala bertubuh sangat besar tetapi tidak mau beradaptasi maka perusahaan yang tidak mau berubah maka memiliki risiko yang sangat besar. Lingkungan saat ini berubah sangat cepat dengan trigger teknologi. Risiko perubahan itu tidak hanya diantispasi dari segi keuangan, tetapi juga dengan perubahan kultur dan sikap karyawan serta direksi dalam menjalankan tata kelola sehari-hari. Jika tidak...ya seperti jalan busway itu, selalu diumpat pengendara (konsumen).

Baca selanjutnya...