Sebagai seorang peramal Mama Lauren sudah tidak asing lagi di telinga kita. Masih jelas dalam ingatan bahwa beliau meramalkan akan terjadi kecelakaan di Dufan dan Ancol. Kabar ramalan itu menyebar dengan cepat bagaikan virus melalui SMS. Saya percaya gak percaya tentang hal itu, namun kecelakaan di arena bermain Wonderia kemarin minggu cukup 'menggoncangkan iman' saya untuk mulai mempertimbangkan ramalan Mama Lauren tersebut. Kenapa?
Ketika lagi browsing di Detik.com mata kembali terbelalak karena sang gubernur Jawa Timur mulai mempertimbangkan ramalan Mama Lauren bahwa dalam 5 bulan kawasan Porong dan sekitarnya akan amblas (sumber). Wah masak gubernur percaya hal-hal yang berbau takhayul, pikir saya. Mungkin pemerintah ingin menyusun rencana seandainya ramalan tersebut benar sehingga korban dapat dikurangi.
Hingga bulan November (lebih dari 5 bulan) ini kawasan Porong memang belum amblas sebagaimana ramalan Mama Lauren, tapi memang erupsi lumpur masih tetap banyak dan masif sehingga beberapa tanggul bobol. Pemerintah Jawa Timur dipaksa bekerja keras untuk menjembantani perekonomian yang terputus oleh luapan lumpur itu.
Nah sebenarnya hal ramal meramal bukan monopoli kaum yang memiliki kekuatan supranatural saja seperti Mama Lauren, Ki Joko Bodo atau Permadi SH saja. Para praktisi ekonomi seperti Ferry Latuhihin, Paulus Nuswandono, Martin Panggabean atau Menteri Keuangan pun tidak terlepas dari kegiatan ini. Bedanya mereka menggunakan data historical, asumsi dan berbagai tools statistik sebagai pengganti keras dan menyan dalam meramal.
Ramalan atau lebih tepatnya prediksi ekonomi memang bukan bersifat eksak yang serba pasti terjadi. Hal ini sebenarnya berbau art karena melibatkan asumsi-asumsi dan model perhitungan matematis yang berbeda-beda. Oleh karena itu dalam Bloomberg sebagai salah satu media informasi keuangan yang disegani biasanya melakukan jajak pendapat mengenai prediksi faktor-faktor ekonomi yang berpengaruh seperti inflasi, suku bunga, atau kapitalisasi pasar modal. Diharapkan rangkuman dari jajak pendapat itu dapat memberikan insight bagi user mengenai view ke depan.
Sebagai pelaku ekonomi baik pemilik usaha atau karyawan penting untuk mengetahui prediksi ekonomi ke depan sehingga memiliki view yang tepat dalam mengambil keputusan bisnis. Apakah harus melakukan perhitungan forecasting sendiri dengan sederet rumus rumit atau menggunakan hasil orang lain? Menurut saya yang penting adalah manfaat dengan bisnis yang sedang ditekuni dan kemampuan analitik yang dimiliki. Toh semuanya tidak ada yang benar 100% di dunia ini.
Dengan memiliki prediksi kondisi ekonomi ke depan maka kita dapat menyusun berbagai skenario bisnis yang sekiranya mungkin terjadi sehingga reaksi perusahaan kita ketika menghadapi kondisi ekonomi yang terjadi dapat lebih cepat dan terukur. Stress testing terhadap kondisi finansial penting juga untuk mengetahui seberara tangguh perusahaan ketika nanti dihadapkan dengan problem ekonomi sesungguhnya.
Jadi Mama Lauren atau Ki Joko Bodo dibalik ramalannya yang terkadang bikin begidik itu, sedang memperingatkan kita semua agar menyusun skenario antisipatif terhadap risiko kejadian ekstrem. Tidak ada salahnya pola pikir selalu antisipatif kita terapkan dalam hidup sehari-hari.
Baca selanjutnya...