Filosofi Cabe  

Rasanya kita pasti akan kebingungan kalo pas makan bakso ternyata gak ada sambel, entah sambel saos atau sambel murni. Rasanya kurang nendang dan gak maknyusssss kata Bondan Winarno. Sambel itu mampu membuat mulut bersenandung huh hah huh hah, badan jadi hangat dan akhirnya keringatan mengukur deras.


Nah, filosofi cabe inilah yang saya pilih sebagai dasar dalam mencurahkan isi hati, buah pikiran dan lamunan cengok tentang manajemen risiko. Risiko sebagai konsekuensi bisnis di perusahaan apapun rasanya udah jamak, namun pasti semuanya belum tentu nyaman menghadapinya. Tanya kenapa? Setiap orang cenderung tidak menyukai risiko yang sarat unsur ketidakpastian yang mungkin berdampak jelek buat perusahaan.

Pada krisis 1997-98 kemarin, banyak perusahaan gulung tikar karena tidak kuat menghadapi tagihan utang yang menggunung, padahal nilai utangnya sama. Lho? Ternyata usut punya usut utangnya dalam dollar sehingga ketika Rupiah melorot, tagihan membubung!

Karena itu semakin lama semakin penting semua perusahaan memahami apa sih 'cabe bisnis' itu, bagaimana mengelolanya, dan bagaimana menarik peluang dibaliknya. Kalo cuek-cuek aja, ya siap menerima konsekuensi rugi!

0 comments: to “ Filosofi Cabe