Lord of The Risk  

Rasanya semua orang sepakat bahwa film triologi Lord of The Rings (LOTR) layak mendapat total 30 nominasi Academy Awards dan akhirnya menyapu 11 piala Oscar tersebut. Semua pengamat sineas memberikan aplaus dan penilaian tinggi mulai dari tata suara, pencahayaan, setting tempat hingga kostum.

Inti cerita film LOTR ini sebenernya sederhana , yaitu tentang kisah seorang (?) hobbit bernama Frodo Bagggins di Middle Earth yang terpilih untuk menemukan sebuah cincin yang di masa lalu menjadi kekuatan Sauron dan harus menghancurkannya di sebuah gunung. Jika tidak makan kekuatan gelap Sauron akan kembali menguasai Middle Earth.

Cerita sederhana ini dibungkus dengan berbagai intrik, alam New Zealand yang berkelok-kelok indah, perjalanan yang melelahkan dan peperangan kolosal. Frodo sebagai sang terpilih mengalami berbagai tantangan, cobaan dan bahkan pengkhianatan dari makhluk bernama Gollum. Frodo harus mengambil berbagai risiko untuk meneruskan perjalanan menuju Mount Doom di daerah Mordor, satu-satunya tempat dimana cincin itu dapat dihancurkan.

Perjalanan Frodo ini sebenarnya mirip dengan perjalanan bisnis perusahaan apapun. Jika mengamati Bank BCA yang sampai saat ini masih merupakan bank papan atas, juga pernah mengalami pasang surutnya bisnis. Pada krisis moneter 1997-98 yang lalu sempat mengalami krisis likuiditas sehingga terpaksa ditalangi pemerintah dan masuk BPPN. Tidak hanya sampai disitu, 51% kepemilikan saham pun terpaksa dijual ke Faralon Capital Management dari Amerika Serikat. Sampai saat ini kepemilikan Farallon tersebut telah dijual kembali kepada PT Djarum.

Perjalanan bisnis BCA tersebut pasti menempuh beberapa jenis risiko yang umum menimpa perusahaan. Biasanya dimulai dari risiko Reputasi yang berupa meningkatnya isu dan berita negatif di media masa mengenai kondisi keuangan BCA. Efek itu menggelinding seperti bola salju yang menjadi penarikan dana nasabah secara besar-besaran dalam waktu singkat (rush). Risiko yang dihadapi bertambah dengan risiko likuiditas.

Dalam kondisi inilah jalan penyelamatan yang diputuskan bersama adalah pengucuran dana lewat BLBI. Dengan dana inilah maka kondisi panik masyarakat dapat ditenangkan kembali. Memang ongkos dari pengelolaan risiko ini tidak kecil dan sampai sekarang menjadi pelajaran yang berharga buat semua banker.

Ketika saya berbicara dengan Embah Admo, kakek sekaligus pembimbing saya, beliau punya cerita sederhana tentang mengelola risiko itu. Seekor ulat yang warna-warni itu secara alami akan berubah menjadi kepompong...warnanya jelek. Perlahan terus berubah dan ketika akan berubah jadi kupu-kupu, kepompong itu kesakitan karena lubang keluar itu sangat sempit. Tetapi justru dengan kesakitan itu sayap-sayap kupu menjadi kuat terbentuk. Akhirnya ia terbang dengan indahnya.

Menghadapi situasi krisis itu tidak mudah namun ada baiknya duduk tenang dan mengambil keputusan dengan bijak. Hitung dengan cermat untung ruginya dan ambil tindakan. Frodo yang masih berusia anak-anak berani menerima tantangan untuk menghancurkan cincin ke Mount Doom meskipun halangan berat di depan.

1 comments: to “ Lord of The Risk