Konversi minyak...konversi investasi  

Sore yang dingin dengan rinik hujan menemani saya pulang dari kantor. Sebelum ke rumah mampir sebentar di Warung Tegal Jalan Sabang yang cukup sohor dengan kawasan jajanan itu. Setelah sedang makan datanglah seorang tukang minyak teman ngobrol dulu. Kebetulan dia pernah mengikuti salah satu MLM dan sempat melakukan prospekting kepada saya.

Setelah bicara basa-basi singkat, ia menanyakan kepada saya mengenai lahan yang mungkin disewakan untuk berdagang. Saya sempat berpikir sejenak kemudian karena memang di kantor tidak ada yang punya lahan dagang, maka saya cuma bisa menjawab akan menghubungi beberapa kawan siapa tahu ada yang punya. Tukang minyak itu berencana mau buka warung kopi dan rokok eceran saja katanya.

Usut punya usut dia mengaku katanya sebagai korban konversi minyak tanah. Sebagai pedagang minyak tanah keliling, omset hariannya menurun hingga 70%. Dulu dalam sehari ia bisa menjual hingga 30 jerigen minyak tanah, sekarang maksimal 10 jerigen. Hal ini masih belum ditambahi dengan beli di pangkalan minyak yang sampai 3000an lebih. Tentu dengan kondisi ini dia cukup puyeng dan berencana mau banting setir usaha.

Sepulang dari warteg itu saya sempat berpikir bahwa efek suatu kebijakan pemerintah itu sungguh sangat luas hingga rakyat kecil. Namun apakah ini karena Pemerintah iseng aja mengurangi subsidi minyak dan melakukan konversi minyak tanah ke gas? Ternyata tidak ada yang iseng di sini heheheheheh. Let's see

Harga minyak bumi di pasaran internasional pada akhir bulan November 2007 ini sempat mencapai USD 100 per barrel. Pasar komoditas begitu heboh karena ini harga tertinggi dalam sejarah dan merupakan batas harga psikologis. Sebuah teori mengatakan bahwa dengan tertembusnya harga psikologis tertentu (seperti 25, 50, 100, 500), maka harga itu akan segera mencari batas berikutnya. Sebuah analisa menyatakan bahwa dengan membuat ekuivalensi dengan kondisi perak Teluk dimana harga mencapai USD 30, maka untuk saat ini harga yang yang wajar adalah USD 110!

Dengan informasi singkat di atas, tentu saya ikutan puyeng juga. Apabila memang benar harga minyak memang akan stabil di kisaran USD 90-an, maka harga bahan bakar pasti akan menyerobot naik kayak copet di bis patas. Dalam kondisi ini maka seluruh komponen barang akan terpengaruh karena jalur distribusi barang itu memerlukan BBM. Jika benar, maka kenaikan harga barang secara umum atau inflasi merupakan kewajaran.

Nah dalam kondisi ekonomi yang inflasi cenderung meningkat maka strategi investasi pun haruslah disesuaikan. Bagi yang doyan investasi saham agar memilih perusahaan yang orientasi ekspor, yang seneng properti agar memilih perumahan yang tepat dan bagi yang hobi emas....nah ini merupakan investasi pelindung inflasi yang sempurna. Harganya akan naikkkkk trus dan usahakan beli yang emas batangan 24 karat.

Memang siklus ekonomi itu selalu berputar dan semakin lama semakin tidak jelas perkembangannya. Yang penting untuk selalu dijadikan pedoman adalah, selalu adaptif dan berpikir tenang ketika perubahan terjadi. Niscaya semua masalah ada jalan keluarnya, seperti tukang minyak itu yang selalu mencari peluang usaha ketika usaha yang lama mulai berisiko tinggi sebagai dampak regulasi pemerintah dan perkembangan ekonomi global.