My Name Bond...James Bond  

My name Bond...James Bond! Ucapan itu begitu familiar di telinga kita terlebih bagi yang mania film agen rahasia 007 itu. Seorang pria dengan wajah ganteng aristokrat, mengendarai Aston Martin or BMW seri terbaru dan jago dalam menaklukan wanita.

Aksinya kadang-kadang gak masuk akal kalo dipikir-pikir seperti jam tangan yang bisa jadi alat pemotong baja, kacamata sekaligus kamera pengintai, handphone Sony Ericcson (upss) yang bisa untuk menyetir mobil (?) atau pena Mountblanc (upsss again) yang bisa menjadi pestol mini. Semua tools unik tersebut dibuat khusus oleh Mr M untuk menunjang suksesnya aksi intelijen agen dengan lisensi membunuh 007.

Pada awal misi Bond biasanya Q sebagai atasan Bond memaparkan latar belakang mengapa operasi tersebut harus dijalankan. Mulai dari nama musuh, tempat tinggal, hobi sampe kebiasaan ngupil pun kalo perlu ditampilkan. Selanjutnya dijelaskan juga target-target yang harus menjadi perhatian 007 dalam misinya. Dalam fase ini biasanya muncul beragam diskusi singkat mengenai berbagai kemungkinan rencana cadangan.

Setelah briefing singkat tersebut Bond kemudian menemui Q sebagai technician andal dalam membuat alat-alat aneh seperti diatas. Mobil BMW pada seri The World is not Enough dapat dikemudikan dengan santai melalui HP, bahkan sampai rem dilakukan mendadak satu senti sebelum dirinya.

Dalam mengelola risiko kita tidak ubahnya seperti seorang James Bond. Musuh banyak bertebaran di depan mata dengan banyak sekali kemungkinan risiko. Untuk itu penting sekali mengenal risiko-risiko signifikan yang menghadang bisnis kita.

Sebagai contoh tentang proyek jalan tol. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan informasi mengenai siapa saja pemilik lahan tanah yang bakal kena gusur. Selanjutnya mendeteksi siapa tokoh masyarakat yang berpengaruh di kawasan itu agar dapat didekati lebih dahulu sebelum negoisasi formal. Disamping proses negoisasi tersebut juga perlu melakukan analisa cashflow dana proyek agar dalam pelaksanaannya dapat melakukan pembayaran ganti rugi dengan tepat dan proyek berjalan lancar.

Tahap awal yang berjalan mulus itu masih jauh dari kesempurnaan karena masih banyak tahap yang harus dilalui. Giliran alat berat seperti traktor, mesin aspal jalan dan alat berat laennya bermain. Layaknya James Bond, alat-alat ini sangat penting untuk meratakan tanah yang berbukit, mengangkut batu-batuan atau meletakkan aspal secara cepat di radius yang ditentukan.

Memang dalam permainan bisnis ini menggunakan pola kerja ala 007 itu perlu juga. Analisa yang tajam, dukungan teamwork yang solid dan dukungan gadget akan segera membawa misi kita berjalan dengan sukses. Jika semua risiko usaha dapat ditangani dengan efektif, siapa lagi yang bakalan senang? Tim, atasan, pemililk saham, dan stakeholder lainnya akan tersenyum melihat liukan ke atas grafik laba perusahaan.

1 comments: to “ My Name Bond...James Bond

  • Anonymous
    December 3, 2007 at 2:44 AM  

    Ruaarr biasa... ulasan berat tentang manajemen risiko diulek tuntas via analogi ala James Bond..

    Cuman ada satu kata yang agak bikin bertanya-tanya...Yang bener itu 'negoisasi' or 'negosiasi'?
    Mungkin gara2 itu kebanyakan orang milih untuk pake istilah 'nego' aja ya, biar nggak salah..:)